Rabu, 01 September 2010

Heartland theory N Lebensraum

Karl Ernst Houshofer, The Heartland Theory

Di mata pemerintahan Inggris, Doktor Weismann merupakan tokoh yang sangat dihormati karena penemuannya akan acetone, sebuah cairan kimia yang dibutuhkan dalam proses pembuatan cordite—sebuah propelan yang bersifat eksplosif yang amat berguna bagi sistem persenjataan Inggris. Dan kemenangan Inggris dalam Perang Dunia I (1914-1918) tidak lepas dari penemuan Weismann.

Perdana Menteri Inggris David Lyod-George mengundang Weismann dan mengucapkan rasa hormat dan terima kasih yang teramat tinggi. Pemerintah Inggris memberi pakar kimia Yahudi itu sejumlah uang, dan bahkan berjanji bahwa apa pun permintaan Weismann, Inggris akan berupaya sekuat mungkin mengabulkannya.

Sebagai seorang aktivis gerakan Zionisme, kesempatan ini tidak disia-siakan Weismann. "Hanya satu yang saya inginkan," ujar Weismann, "Dan itu, yang saya inginkan, hanyalah sebuah ‘rumah’ untuk saudara-saudara saya."

PM David Lyod-George mengangguk. Inggris menawarkan Uganda di Afrika agar bisa dijadikan ‘rumah’ bagi saudara-saudaranya Weismann, para Yahudi Diaspora. Namun Weismann menolak. Telunjuknya menunjuk peta Palestina. "Kami ingin tinggal selamanya di wilayah ini."

David Lyod-George terkejut. Ia segera menghubungi Menteri Luar Negeri Arthur James Balfour dan menyampaikan keinginan Weismann. Hal ini menjadi bahasan utama rapat kabinet. Setelah perjanjian rahasia Sykes-Picot dengan Perancis, Inggris kebagian wilayah Palestina dan Yordania, sedang Lebanon dan Syiria jatuh ke tangan Perancis. Dan hal ini diketahui oleh lobi Zionis-Inggris.

Inggris bukannya tidak memahami bahwa permintaan Weismann itu bisa mengandung hal-hal kontroversial, mengingat Palestina saat itu sudah merupakan satu negara merdeka yang didiami oleh rakyatnya sendiri. Secara ideologis, rakyat Palestina pun sangat memusuhi Zionisme. Apalagi Palestina dikelilingi bangsa-bangsa Arab yang juga anti terhadap Yahudi.

Arthur James Balfour sendiri sempat tertegun dengan permintaan ini dan kembali menanyakan hal itu kepada Weismann. "Tuan Weismann, mengapa harus Palestina?"

Dengan bersungguh-sungguh Weismann menjawab, "Tuan Balfour yang mulia, jika saya menginginkan Paris atau London, apakah Anda akan berikan?"

Dengan cepat Balfour mengangguk, "Mengapa tidak?"

Weismann tersenyum penuh arti. "Terima kasih Tuan Balfour, tetapi kami sudah terlanjur memiliki Jerusalem, jauh ketika London masih berupa rawa-rawa. Kami ingin kembali ke sana."
Berkat kekuatan lobi Yahudi, Inggris akhirnya tunduk dan keluarlah Deklarasi Balfour pada 2 November 1917, yang kemudian dijadikan dalih bagi Yahudi-Diaspora untuk menyerbu Palestina dan mengusir rakyat Palestina dari tanah airnya sendiri.

Pilihan Yahudi-Diaspora untuk menetap di Yerusalem bukanlah tanpa pertimbangan-pertimbangan ekonomis dan politis. Walau gerakan Zionisme berdalih keinginannya untuk menetap di Palestina berdasar pertimbangan historis semata, namun dalih ini diduga kuat sekadar untuk menarik simpati kaum Yahudi-Diaspora untuk mau berbondong-bondong ke Palestina.

Di balik semua ini, sesungguhnya kaum Zionis ingin menguasai dunia secara keseluruhan, sekurangnya berada di bawah pengaruh mereka. Ada seorang ahli geopolitik Yahudi-Jerman dari Universitas Munich bernama Karl Ernst Haushofer (1896-1946). Profesor yang beristerikan seorang perempuan Yahudi ini pada 1920 mengemukakan sebuah teori penguasaan dunia bernama The Heartland Theory.

Teori ini singkatnya berbunyi, "Siapa pun yang menguasai Heartland maka ia akan menguasai World Island." Heartland (Jantung Bumi) merupakan sebutan bagi kawasan Asia Tengah, sedangkan World Island mengacu pada kawasan Timur Tengah. Kedua kawasan ini merupakan kawasan vital minyak bumi dan gas dunia. Sebenarnya teori ini berasal dari Sir Alfrod Mackinder (1861-1947), seorang geopolitik asal Inggris terkemuka di abad ke-19. Nicholas Spykman, sarjana Amerika, bahkan menambahkan, "Siapa pun yang menguasai World Island, maka ia akan menguasai dunia."


Kepada Adolf Hitler, Haushofer meyakinkan pemimpin Nazi itu bahwa Jerman bisa menjadi penguasa dunia berdasarkan teori itu. Adolf Hitler sangat tergoda dengan pandangan Haushofer. Buku Hitler Mein Kampf (Perjuanganku) yang dirilis tahun 1926 berasal dari teori yang dikemukakan Haushofer dan dianggap sebagai kitab suci Nazi Jerman.

Tergoda oleh teori ini, Hitler pun menggelar invasi militernya secara besar-besaran dari negeri-negeri tetangganya hingga ke seluruh Eropa, bahkan Asia Tenggara. Perang Dunia II pun meletus. Bom atom yang dijatuhkan Amerika di Hiroshima dan Nagasaki, mengakhiri Perang Dunia II dengan kemenangan di pihak Sekutu. Dalam penyidikan terhadap para penjahat perang, Haushofer dan isterinya dikabarkan melakukan bunuh diri di tahun 1946.

Ketika Hitler mulai menindas orang Yahudi-Jerman dan juga orang-orang Yahudi di wilayah-wilayah yang didudukinya, maka timbulllah gelombang eksodus besar-besaran kaum Yahudi meninggalkan Eropa. Ada yang ke Amerika, ke Australia, ke Asia Tenggara, namun yang terbesar dan ini memang diarahkan oleh kelompok Zionis adalah menuju Palestina.

Sebab itu, jumlah orang Yahudi di Palestina mengalami peningkatan amat pesat. Jika di tahun 1929 saja sudah ada sekitar 100.000 jiwa, maka di tahun 1947, tercatat ada 630.000 orang Yahudi di Palestina yang mendesak kehidupan damai 1,3 juta orang Palestina. Antara 29 November 1947, ketika Palestina diberi dinding pembatas oleh PBB, dengan 15 Mei 1948, organisasi teroris Zionis mencaplok tiga perempat Palestina. Selama masa itu, jumlah orang-orang Palestina yang tinggal di 500 kota besar, kota kecil, dan desa turun drastis dari 950.000 menjadi 138.000.(Ralph Schoenman, "The Hidden History of Zionism”, Veritas Pers, 1988)

Penurunan populasi orang Palestina ini diakibatkan oleh pembantaian dan pembunuhan yang dilakukan organisasi teroris Yahudi seperti Haganah, Stern, dan Irgun yang direstui oleh pemimpin Zionis. Di kemudian hari, teori Haushofer ini dijalankan oleh Amerika di bawah Bush untuk memenuhi ambisinya membantu Zionis-Yahudi menguasai dunia.

Guna menjadi satu-satunya adi daya, maka Amerika berupaya sekuat mungkin menggunakan segala cara untuk menjadi yang terkuat. Tentu saja, Israel sebagai proxy Amerika harus menjadi yang terkuat di kawasan Timur Tengah.

 Karl Ernst Houshofer




LEBENSRAUM

"Lebensraum adalah hak suatu bangsa atas ruang hidup untuk dapat menjamin kesejahteraan dan keamanannya. Berdasarkan kaum geopolitik Jerman sebagai negara besar berhak berkembang dan memakan negara yang kecil yang dari dulu telah ditakdirkan untuk mati.”





sumber:

http://forum.detik.com/showthread
http://id.answers.yahoo.com/question